Kisah Haru Para Anggota TNI Yang Menolak Diberi Penghargaan

TNI354 views
 
Cakra-News | Sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) menjaga NKRI dan menjaga seluruh rakyat Indonesia dari berbagai gangguan adalah harga mati. Prajurit-prajurit tidak ragu mengorbankan nyawanya. Karena pengorbanannya mereka layak mendapat penghargaan dari pemerintah.
 

Dengan penghargaan yang mereka dapat tentu saja bisa menguntungkan bagi dirinya dan keluarganya. Namun tidak dengan prajurit-prajurit ini, secara halus mereka malah menolak penghargaan. Walau penghargaan itu langsung diberikan Presiden Joko Widodo. Ini dia para anggota TNI yang menolak diberi penghargaan:

 

 
1. Perwira tolak kenaikan pangkat
 

Pembebasan sandera di Tembagapura, Papua memiliki cerita haru karena seluruh warga yang disandera berhasil dievakuasi melalui Satgas Gabungan TNI-Polri. Cerita haru lainnya, di mana lima perwira TNI yang memimpin operasi gabungan pembebasan sandera menolak kenaikan pangkat. Para perwira itu menjelaskan kepada atasan mereka bahwa keberhasilan operasi ini adalah milik anak buah. Jika ada kegagalan, maka yang bertanggung jawab adalah para perwira.

 
“Mereka menyampaikan sepantasnya kenaikan pangkat hanya anak buahnya, bukan perwiranya. Secara halus mereka menolak kenaikan pangkat,” kataGatot Nurmantyo saat masih menjadi Panglima TNI kala itu.
 
Permintaan para perwira itu membuat Gatot terharu. Apalagi mereka menyatakan siap bertanggung jawab jika operasi gagal. “Itulah yang membuat saya terharu, luar biasa mereka,” ujarnya.

 
2. Koptu Yahya Salam meminta fasilitas pembuatan pupuk
 

Koptu Yahya Salam yang bertugas di wilayah Kodam XIV/Hasanuddin Kodim 1421, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selayan berhasil menemukan pupuk cair organik dan diberi nama Pupuk Kopral. Pupuk ciptaan prajurit ini bisa meningkatkan produksi udang.

Baca Juga:   Kasrem 162/WB Pimpin Upacara Penerimaan Jenazah Almarhum Praka Anumerta Sirwandi M. Zahidillah
 
Saat Presiden Jokowi ingin memberikan perhargaan, dia tidak meminta hal menguntungkan dirinya. Koptu Yahya Salam hanya meminta fasilitas untuk warga dalam melanjutkan pembuatan pupuk cair organik seperti alat molen. Tujuannya agar saat mencampur bahan pupuk, tidak lagi menggunakan tangan.


3. Sertu Asmulyadi
 

Ada juga Sertu Asmulyadi yang bertugas di Kodim 1423 Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan. Dia berhasil membuat kincir angin yang menghasilkan tenaga listrik sebesar 5.000 watt di Desa Bulue, Kabupaten Soppeng.

 
Sama dengan rekannya, Sertu Asmulyadi pembuat kincir angin di Desa Bulue, Kabupaten Soppeng hanya meminta aliran listrik yang lebih luas lagi untuk warga desa.




4. Serka Muhammad Darwis
 

Selain itu ada Serka Muhammad Darwis yang bertugas di Kodim 1412, Kabupaten Koalaka, Sulawesi Tenggara. Aksinya mendapat perhatian karena membantu anak sekolah menyeberangi sungai menggunakan gondola lantaran tidak ada jembatan.

 
Di hadapan Presiden Jokowi, Serka Muhammad Darwis meminta sepeda motor untuk Babinsa lain di daerah tugasnya. Karena di sana masih banyak Babinsa yang belum memiliki sepeda motor untuk menunjang tugas-tugasnya.

 

Komentar