Ternate, Stratak-News | Para Alumni Universitas Khairun (Unkhair), mengatakan kebijakan Panitia Inforient 2018 yang mewajibkan mahasiswa baru menggunakan seragam sekolah (SMA) pada acara pembukaan Informasi dan Orientasi (Inforient) yang diakhiri dengan acara joget-joget dinilai tidak sesuai dengan tema.
Berikut beberapa pertimbangan:
1). Mahasiswa baru dituntut untuk mengeluarkan isi saku, membeli seragam baru, terlepas dari semakin tingginya biaya pendidikan (masuk kampus).
2). Sangat tidak layak dan tidak etis seragam SMA dilapisi jaket almamater Kampus dan berjoget-joget.
3). Seragam hanya diwajibkan oleh siswa (SD, SMP, dan SMA), sementara di perguruan tinggi (kampus) tidak ada aturan atau nominklatur yang mewajibkan penggunaan seragam. Kalaupun ada tentunya bukan putih-abu-abu (seragam SMA).
Asrul mengatakan, lembaga perguruan tinggi tentunya memiliki perbedaan yang sangat signifikan degan SD, SMP, dan SMA. Kalaupun diterapkan wajib seragam seperti itu, maka perguruan tinggi (kampus) sejajar dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). katanya.
Tak hanya itu, Asrul juga menyoroti ganjilnya kebijakan panitia yang diwajibkan kepada setiap mahasiswa baru untuk menggunakan seragam putih abu-abu dinilai mengunakan logika anak remaja yang penuh hura-hura, dan tidak seperti biasanya.
“Sungguh kebijakan ini terkesan menggunakan logika ‘anak remaja’ yang dibahas di ruang rapat OSIS. Ke-maha-siswaan yang melekat dalam jiwa insan kampus dijadikan lelucon pada moment Inforient kali ini (tahun 2018). Kami yang terhimpun dalam jejaring Ikatan Alumni Antropologi Unkhair, sekali lagi menolak penggunaan seragam pada agenda Inforien”. ucap Asrul.
Selain Asrul, Aris Munandar, Alumni Sastra Inggris, Rajif Duchlun, dan Ajin dalam kesempatan mengatakan, kegiatan Inforient kali ini dinilai tidak sesuai dengan tema, serta belum mengarah pada visi pendidikan yang diharapkan.
“Perlu dikritisi tema kali ini. Karena bisa jadi ini alasan dibalik potret atribut peserta inforient 2018. Ada hal yang masih mengganjal soal Cerdas, Religius, Nasionalis dan Berkarakter”. Kata Aris.
“Konsep inforient kali ini sangat parah, pakai acara joget-jogetan dengan pakaian sekolah dan almamater kampus, serta materi Inforient yang tidak interaktif (beberapa orang mengaku ada isi materi yang melarang mahasiswa untuk berorganisasi) dll, rasanya sangat berlebihan”. Kata Rajif.
Lanjut Rajif, tahun lalu masih lebih baik, pakai kameja dan dasi. Saya juga tidak mengerti, apa yang terlintas dalam pikiran panitia, sehingga harus menggunakan pakaian sekolah lagi di acara pembukaan. Miris skali. Ucapnya.
Begitu pula postingan Ajin diakun facebooknya mengatakan “Saat wisuda kami disumpah untuk menjaga nama baik Almamater, loh kok ini dari dalam sendiri yang merusak citra dan makna dari Almamater itu sendiri? Karena tak sepantasnya Almamater itu membungkus putih abu-abu. ‘Hilang Makna, Hilang Juga Identitas”. Postingan tersebut mendapat berbagai komentar dari para Alumni Unkhair.
Telah dikonfirmasi kepada ketua panitia Inforient Zulkifli Zam Zam, namun tidak memberi komentar atas kebijakan tersebut, hingga berita ini diturunkan.
Silahkan Simak Video berikut:
Komentar